7 Fakta Pecat Imran-Yeyen di Malut United: Potong Gaji dan Fee Pemain

7 Fakta Pecat Imran-Yeyen di Malut United: Potong Gaji dan Fee Pemain

Malut United FC Memecat Pelatih dan Direktur Teknik

Manajemen Malut United FC mengambil langkah tegas dengan memecat Imran Nahumarury dari posisi pelatih dan Yeyen Tumena dari kursi direktur teknik. Keputusan ini diambil setelah terungkap dugaan praktik ilegal yang melibatkan pemotongan gaji pemain dan pengambilan fee agen pemain. Kebijakan ini memicu kontroversi di kalangan penggemar sepak bola, terutama karena Imran dan Yeyen sebelumnya dianggap berperan penting dalam membawa Laskar Kie Raha meraih peringkat ketiga di klasemen akhir Liga 1 musim 2024/2025.

Wakil Manajer Malut United, Asghar Saleh, menegaskan, “Kami ingin membersihkan klub ini dari tindakan-tindakan yang melanggar prinsip dan tujuan klub,” saat konferensi pers di Ternate, Selasa (24/6/2025).

Fakta Pemecatan Imran dan Yeyen

Berikut adalah beberapa fakta terkait pemecatan Imran dan Yeyen:

  • Awalnya, manajemen mengumumkan pemecatan dengan alasan pelanggaran berat tanpa memberikan rincian lebih lanjut, yang kemudian menimbulkan kegaduhan publik.
  • Setelah tiga minggu perbincangan di kalangan penggemar sepak bola, manajemen memutuskan untuk mengungkap pelanggaran yang dilakukan oleh keduanya.
  • Imran telah meminta maaf secara terbuka kepada manajemen, mengakui kesalahannya dan berjanji tidak akan melakukan konfrontasi di media.
  • Sementara Yeyen masih memilih untuk diam, manajemen mengancam akan membawa kasus ini ke jalur hukum jika ia tidak meminta maaf.
  • Asghar mengungkapkan bahwa biaya perjalanan ibadah untuk pemain muslim diduga ditilap oleh keduanya, yang seharusnya digunakan untuk umrah.
  • Praktik pemotongan gaji pemain juga terungkap, di mana pemain asing mengeluhkan pemotongan uang muka dari nilai kontrak mereka.
  • Manajemen memiliki bukti transaksi yang menunjukkan bahwa fee agen diambil oleh Yeyen, yang mengakibatkan pemain menerima pembayaran yang lebih sedikit.

Asghar menambahkan bahwa praktik ilegal ini sudah terendus sejak klub masih berada di Liga 2, dan manajemen telah memberikan kesempatan untuk perbaikan. Namun, meskipun gaji mereka dinaikkan, Imran dan Yeyen tetap mengulangi perbuatan tersebut.

Manajemen Malut United memecat keduanya setelah mereka baru saja diperpanjang kontraknya pada Januari 2025, dan meskipun uang muka telah dibayarkan, manajemen tidak berkewajiban membayar kompensasi karena pelanggaran berat yang dilakukan.

Asghar menegaskan, “Di dalam kontrak jelas disebutkan bahwa pelanggaran yang dilakukan tidak bisa ditoleransi, sehingga kami berhak melakukan pemutusan hubungan kerja secara sepihak tanpa kompensasi.”

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *