Asosiasi Jip Merapi Keluarkan Suara Protes Terhadap Larangan Study Tour
Asosiasi Jip Merapi mengambil sikap tegas dengan melakukan aksi demo menentang larangan study tour yang diterapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Mereka mendesak Gubernur Dedi Mulyadi untuk mencabut kebijakan tersebut, karena sangat berdampak negatif terhadap pelaku wisata lokal.
Larangan study tour ke luar daerah menyebabkan turunnya jumlah pengunjung yang signifikan, terutama bagi pengusaha wisata jip Lava Tour Merapi yang terletak di Kabupaten Sleman, DIY. Ketua Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi (AJWLM), Dardiri, mengungkapkan bahwa kebijakan ini membuat pengguna jasa jip wisata menurun drastis, terutama saat momen libur sekolah.
“Terutama saat libur sekolah tahun ini, kami mengalami penurunan sekitar 35 persen dalam jumlah pengunjung,” ujar Dardiri. Bersama ratusan anggota AJWLM dan para pelaku wisata lain, Dardiri berpartisipasi dalam aksi di Gedung Sate, Bandung, pada Senin (21/7/2025). “Kami ke Bandung untuk memberi semangat kepada rekan-rekan kami, ikut berpartisipasi dalam aksi ini,” tambahnya.
Meskipun masih ada wisatawan dari Jateng dan Jatim yang menggunakan jasa jip Merapi selama long weekend, Dardiri mencatat bahwa jumlahnya tidak seramai sebelumnya. “Sebelumnya, banyak anak sekolah dari Garut, Bandung, Ciamis, dan Cirebon yang datang, namun sekarang jumlahnya menurun drastis,” keluhnya.
Oleh karena itu, Dardiri bersama pelaku wisata lainnya berharap agar Surat Edaran Nomor 43/PK.03.03/KESRA yang melarang study tour oleh Gubernur Jabar segera dicabut untuk mengurangi dampak negatif bagi industri pariwisata.
Gubernur Dedi Mulyadi sendiri mengeluarkan kebijakan ini pada 6 Mei 2025, dengan alasan bahwa praktik study tour selama ini sudah bergeser dari esensi edukatif menjadi beban ekonomi bagi orang tua murid. Sebagai alternatif, ia mendorong kegiatan wisata edukatif yang lebih terjangkau dan relevan di tingkat lokal.
Kegiatan-kegiatan seperti pengelolaan sampah, pertanian organik, dan peternakan diharapkan dapat dijadikan pilihan pengganti yang bermanfaat untuk siswa.