APPI Menyampaikan Keberatan Atas Aturan 11 Pemain Asing di Super League
Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) mengungkapkan kekecewaan terkait keputusan PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk menerapkan aturan 11 pemain asing di Super League musim depan. Kebijakan ini dikhawatirkan akan membuat pemain lokal tersingkir dari kompetisi yang telah lama mereka perjuangkan.
Langkah ini diambil dalam konteks menyesuaikan kuota pemain asing dengan regulasi kompetisi AFC, termasuk AFC Champions League. Meskipun izin untuk mendaftarkan sebelas pemain asing telah diberikan, hanya delapan yang diizinkan untuk tampil dalam pertandingan.
APPI menyuarakan kekhawatiran bahwa berkurangnya slot untuk pemain lokal akan mengakibatkan mereka terpaksa berpindah ke liga yang lebih rendah, seperti Liga 2 atau Liga Nusantara. “Kami tidak mempermasalahkan berapa pun kuota pemain asing yang ada. Yang menjadi fokus adalah bagaimana memberikan kesempatan bagi talenta lokal untuk berkembang,” ungkap Presiden APPI, Andritany Ardhiyasa.
Dia juga menekankan, “Jika tujuan akhir dari kompetisi adalah meningkatkan kualitas tim nasional, maka regulasi ini terasa bertentangan dengan pernyataan Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, yang menekankan pentingnya menit bermain bagi pemain.”
Dengan kondisi piramida kompetisi sepakbola Indonesia yang masih sederhana, pilihan untuk pemain lokal sangat terbatas. Saat ini, Super League dan Liga 2 adalah satu-satunya liga profesional, sedangkan Liga Nusantara berstatus semi-profesional. Sehingga, para pemain yang tertekan akibat kebijakan kuota pemain asing harus bersiap untuk turun kasta.
APPI menyampaikan bahwa jika masing-masing klub Super League mengisi penuh kuota 11 pemain asing, diperkirakan akan ada 198 pemain lokal yang kehilangan tempat bermain, dan secara otomatis mempengaruhi 198 pemain di Championship. Dengan demikian, banyak pemain akan terpaksa turun menjadi pemain amatir di Liga Nusantara.
