Arjuna, Bocah Bermata Biru Dari Tarakan: Sebuah Perjalanan Menuju Cita-Cita Gemilang

Arjuna, Bocah Bermata Biru Dari Tarakan: Sebuah Perjalanan Menuju Cita-Cita Gemilang

Misteri Mata Biru Arjuna

Arjuna Sakti Latanro, bocah asal RT 24, Kelurahan Pamusian, Kecamatan Tarakan Tengah, Kota Tarakan, Kalimantan Utara, mencuri perhatian banyak orang. Meski berasal dari keluarga berdarah asli Indonesia, ia memiliki mata biru yang memesona. Iris matanya yang bening dan berkilau menunjukkan keunikan yang tidak biasa.

Desy Darwati, ibu Arjuna, meluruskan bahwa dalam keluarganya maupun suaminya tidak ada riwayat memiliki mata berwarna biru. Desy berasal dari Suku Jawa, sedangkan suaminya dari Suku Bugis, sehingga kehadiran Arjuna tampak seperti anugerah dari langit yang tak terduga.

“Keluarga kami awalnya kaget, tapi kami terima ini sebagai hadiah,” ujarnya. Dengan keseharian yang sama dengan bocah lainnya, Arjuna suka bermain dan bercanda dengan teman-temannya. Meski memiliki keunikan, ia dikenal sebagai anak yang pemalu hingga sudah akrab dengan teman-temannya.

Kontras dengan sifatnya yang pemalu, Arjuna sangat bersemangat ketika teman-teman dan gurunya memuji warna matanya. “Senang aja, mereka bilang matanya biru,” akunya dengan senyum malu-malu.

Dikenal jago bermain Free Fire dan sepak bola sebagai bek, Arjuna menikmati waktu bermain dengan teman-temannya, termasuk Muhammad Fakih Khairi. “Kami saling jaga di sekolah,” kata Fakih sambil menikmati kebersamaan dengan Arjuna.

Setiap sore, setelah bermain, Arjuna pergi ke masjid untuk mengaji hingga menjelang maghrib. Meski memiliki keistimewaan yang langka, Desy menggambarkan Arjuna sebagai anak yang memiliki cita-cita mulia. “Saya ingin jadi pemadam kebakaran,” ungkap Arjuna sambil tersipu, menjelaskan alasannya adalah untuk menyelamatkan orang.

Meski belum pernah melihat langsung petugas pemadam kebakaran, Arjuna sangat tertarik dan mengaku sering melihat mereka beraksi. Keluarga merasa senang ketika melihat Arjuna viral di media sosial, berharap mata putranya tetap sehat dan normal.

“Masya Allah, senang sih, tapi mudah-mudahan matanya baik-baik saja,” kata Desy. “Yang penting dia jadi anak yang membanggakan orang tua,” harapnya dengan penuh kasih.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *