Premier League Akhiri Penggunaan Lambang Pelangi di Ban Kapten
Keputusan kontroversial diambil oleh Premier League yang memutuskan untuk tidak lagi menyertakan lambang pelangi di ban kapten setiap tim. Keputusan ini muncul setelah banyak penolakan dari pemain dan penggemar, yang merasa keberatan dengan simbol tersebut.
Menurut laporan dari BBC, sejak tahun 2014, Premier League telah menjalin kemitraan dengan organisasi amal LGBTQ+—Stonewall—untuk mendukung kampanye ‘Rainbow Laces’. Namun, memasuki tahun 2025, hubungan tersebut akhirnya dihentikan, menandai berakhirnya penggunaan lambang pelangi di ban kapten dan tali sepatu pemain.
Reaksi Pemain dan Suporter
Beberapa pemain utama mempertanyakan makna di balik kampanye ini. Kapten Ipswich, Sam Morsy dari Mesir, secara terbuka menunjukkan keberpihakannya, memakai lambang tersebut karena keyakinan sebagai Muslim. Sementara itu, kapten Crystal Palace, Marc Guehi, meski memakai lambang, menambahkan pesan pribadi ‘I Love Jesus’ di ban kaptennya sebagai bentuk ekspresi keyakinan.
Di sisi lain, para pemain Manchester United secara serentak menolak memakai jersey dengan lambang pelangi. Keputusan ini diambil setelah bek sayap Noussair Mazraoui lebih dulu menolak penggunaannya. Sementara itu, di tribun, suara-suara dari para suporter juga semakin keras. Mereka memberi protes terhadap kampanye LGBTQ+ yang dinilai menodai keutuhan sepakbola dan budaya klub favorit mereka.