Dari ratusan negara di dunia, ada beberapa yang dikenal dengan kebiasaan tidur warganya yang unik. Di beberapa negara, rakyatnya tidur antara 7 hingga 9 jam sehari, bahkan lebih. Baru-baru ini, masyarakat mulai semakin menghargai pentingnya tidur yang berkualitas. Di tengah kehidupan sibuk dan tekanan mencari penghasilan, tidur sering kali dianggap sebagai ‘barang mewah’ bagi banyak pelancong. Bahkan, Harper’s Bazaar mengungkapkan istilah “sleep is the new sex,” menandakan bahwa tidur telah menjadi topping serius di banyak belahan dunia.
Saat ini, tren sleep tourism pun berkembang, di mana wisatawan rela berkunjung ke destinasi yang menawarkan pengalaman tidur yang optimal. Menurut laporan World Sleep Trends 2023, terdapat beberapa negara dengan penduduk yang paling banyak tidur, dengan durasi mencapai 7 hingga 9 jam sehari. Data dari Sleepcycle menunjukkan bahwa Belanda, Denmark, dan Swedia menduduki posisi teratas dalam hal proporsi orang yang tidur cukup, yakni:
1. Belanda: 77,05% penduduknya tidur cukup
2. Denmark: 76,17% penduduknya tidur cukup
3. Swedia: 75,18% penduduknya tidur cukup
Selain itu, PlushCare juga mencatat negara-negara dengan populasi yang tidur lebih lama—lebih dari 10 jam dalam sehari. Dalam kategori ini, Australia menjadi juara dengan 8,60% warganya tidur lebih dari 10 jam per malam, diikuti oleh:
1. Mesir (8,45%)
2. Selandia Baru (8,25%)
Di sisi lain, ada juga negara-negara di mana penduduknya tidur dengan durasi yang sangat singkat:
1. Qatar menduduki posisi teratas dengan 36,64% penduduknya tidur kurang dari 5 jam sehari.
2. Arab Saudi menempati posisi kedua (32,24%)
3. Iran (29,39%) di peringkat ketiga
4. Korea Selatan dengan 27,59% di posisi keempat
5. Jepang mencatat 22,34% di posisi kelima
negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Asia Timur cenderung memiliki rata-rata waktu tidur yang paling sedikit. Qatar hanya mencatat 42,64% penduduk yang cukup tidur, diikuti oleh Iran (43,42%) dan Korea Selatan (45,45%). Budaya kerja yang sangat intens di negara-negara ini sering kali menyebabkan stres yang berat, yang berdampak negatif pada kualitas tidur.
Artikel ini telah dipublikasikan di CNBC Indonesia.