Tragedi Setelah Operasi Kecantikan: Kisah Ding
Seorang wanita bernama Ding mengalami pengalaman pahit setelah menjalani operasi perbaikan dagu di sebuah klinik kecantikan di Xuzhou, Provinsi Jiangsu, Tiongkok. Ia tertarik dengan iklan yang menjanjikan prosedur aman dan efektif dari Xuzhou Yumei Cosmetic Surgery Institute, yang mengklaim memiliki lisensi untuk menangani perbaikan dagu, serta berupaya mengembalikan bentuk wajah ke kondisi semula.
Pada bulan Februari lalu, Ding memutuskan untuk menjalani prosedur ini dengan biaya sekitar 20.000 yuan atau lebih kurang Rp 45 juta, berharap bisa mempercantik wajahnya. Namun, hanya tiga hari setelah operasi, dagunya mulai mengalami pembengkakan hebat disertai lepuhan besar. Ketika ia menghubungi klinik untuk meminta bantuan, dokter justru menyepelekan kondisi tersebut dan menyarankan penggunaan salep tanpa melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Alih-alih membaik, kondisi luka pada dagunya semakin parah. Luka itu menganga dan mulai berkerak. Saat Ding kembali ke klinik, ia terkejut ketika dokter hanya memotong luka tersebut dengan gunting dan kembali mengolesinya dengan salep, disarankan untuk melakukan hal serupa di rumah.
Meski telah mengikuti semua saran klinik, kondisi Dagunya terus memburuk. Dagunya semakin membengkak dan bernanah, sementara pihak klinik bersikeras menyatakan bahwa ini adalah hal yang ‘normal’. Setelah enam bulan tanpa perubahan positif, Ding memutuskan untuk mencari pertolongan di rumah sakit besar di Nanjing. Di sana, dokter memberi tahu bahwa luka yang dideritanya mengalami infeksi serius dan perawatan sebelumnya sangat keliru. Luka Ding pun harus dijahit, meninggalkan bekas sepanjang enam sentimeter.
Peristiwa ini merubah hidup Ding secara drastis. Ia mengalami siksaan fisik dan mental yang luar biasa, memaksa dirinya untuk menutup perusahaannya, memecat seluruh karyawan, dan bahkan ditinggalkan oleh kekasihnya. Kini, Ding berjuang melawan depresi, enggan bercermin, dan selalu mengenakan masker setiap kali keluar rumah.
Ding telah melaporkan kasusnya kepada otoritas pengawasan kesehatan di Xuzhou, dan penyelidikan tengah berlangsung. Ia juga mengajukan tuntutan ganti rugi sebesar satu juta yuan atau sekitar Rp 2,2 miliar dari Xuzhou Yumei Cosmetic Surgery Institute sebagai kompensasi atas kerugian fisik dan mental yang dialaminya.