Dialog Inspiratif dengan Atlet Catur Ibas: Mendorong Kecerdasan dan Inovasi Berpikir

Dialog Inspiratif dengan Atlet Catur Ibas: Mendorong Kecerdasan dan Inovasi Berpikir

Perayaan Catur: Memaknai Langkah Strategis untuk Bangsa

Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), menegaskan bahwa catur lebih dari sekadar permainan; ia adalah cerminan karakter bangsa yang kaya akan nilai kesabaran, disiplin, sportivitas, dan strategi. Pernyataan ini disampaikan dalam acara Audiensi Catur Indonesia Mendunia: Setiap Langkah Menentukan Arah di Kompleks DPR/MPR RI, yang dihadiri oleh para atlet catur nasional pada Senin (14/7).

Ibas mengutip legenda catur, Garry Kasparov, dan mengajak semua pihak untuk lebih dari sekedar memperingati Hari Catur Sedunia pada 20 Juli. Ia terus menekankan pentingnya menggali makna dalam setiap langkah yang diambil dalam permainan catur. “Catur adalah perang tanpa darah dan diplomasi tanpa kata-kata. Satu bidak yang maju dalam diam bisa mengubah nasib seluruh permainan,” ungkapnya.

Catur, menurut Ibas, adalah olahraga otak yang mencerminkan karakter bangsa. “Di atas 64 petak, kita belajar kesabaran, disiplin, sportivitas, dan strategi. Pemenang bukanlah yang bergerak cepat, melainkan yang tahu kapan harus diam,” tuturnya, mengutip filosofi seorang pecatur bijak.

Di tengah dinamika zaman yang cepat, Ibas menyatakan bahwa bangsa Indonesia butuh lebih banyak pemikir dan perencana. “Di tengah gemuruh dunia digital dan politik yang sibuk, kita memerlukan lebih banyak pemikir, bukan hanya penggiring opini,” tegasnya.

Ibas juga menambahkan bahwa catur mempunyai fungsi sosial dan kultural yang besar. Di lingkungan sekolah, catur dapat membangun logika; di komunitas, ia bersifat menyatukan; serta di kancah internasional, catur menjadi alat diplomasi budaya. Ia menarik hubungan antara permainan catur dan strategi perjuangan para tokoh bangsa, dari Pangeran Diponegoro hingga Bung Karno.

Ibas menitipkan harapan kepada para pecatur Indonesia untuk menjadi penjaga akal sehat bangsa, dan kepada pecatur muda, ia memberikan motivasi bahwa setiap langkah dalam permainan memiliki arti. “Tidak ada langkah yang sia-sia. Semua bisa menjadi penentu masa depan,” ujarnya.

Ia menyoroti pentingnya pembinaan berkelanjutan di dunia catur. “Indonesia kaya akan talenta, tetapi perlu ekosistem dan kesempatan untuk bertumbuh. Pembinaan dan konsistensi adalah kunci,” tambahnya.

Ibas juga mendorong senior di dunia catur untuk memberikan bimbingan dan ruang bagi generasi baru. “Catur bukan hanya soal kemenangan, tetapi tentang melahirkan lebih banyak pemenang,” jelasnya.

Menutup pidatonya, Ibas mengajak semua untuk menjadikan catur sebagai bagian dari budaya yang menyatukan bangsa. “Kita tidak berbicara hanya tentang catur, tetapi tentang masa depan yang dibangun satu langkah dengan seribu strategi,” pungkasnya.

Acara kemudian dilanjutkan dengan diskusi bersama para atlet catur Indonesia. Salah satunya, Masruri Rahman, atlet dan pelatih, menyampaikan harapannya agar pemerintah memberikan dukungan konkret bagi pembinaan catur nasional. Ia juga mengungkapkan tantangan mendapatkan akses rating FIDE bagi atlet.

Tidak hanya Masruri, hadir juga pecatur muda berbakat seperti Yoseph Theolifus Taher, International Master, Ivana Maria Treopolsa Salma, Woman International Master, serta Catur Adi Sagita, FIDE Master, yang turut memperkaya diskusi acara.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *