Penari Cilik di Kuantan Singingi: Bintang yang Bersinar di Ajang Pacu Jalur
Pacu jalur di Kuantan Singingi kini menggema hingga ke mancanegara, berkat tren aura farming yang melibatkan penari cilik berbakat, salah satunya adalah Rayyan Arkan Dikha. Cilik tetapi berbakat, Dikha berasal dari jalur Tuah Koghi Dubalang Ghajo. Rani Ridawati, ibunya yang berusia 36 tahun, mengungkap bahwa Dikha tumbuh dalam lingkungan keluarga yang menjunjung tinggi tradisi pacu jalur. “Sudah biasa, karena ayahnya juga atlet di jalur Tuah Koghi Dubalang Ghajo. Jadi, dia ikut latihan bersama,” katanya saat diwawancarai.
Dikha dipercaya akan menjalani perjalanan menuju impian besarnya sebagai atlet pacu jalur, melanjutkan tradisi nenek moyang yang telah lama ada di Kota Jalur. “Bisa jadi nanti Dikha jadi atlet pacu jalur. Itu kan tradisi di Kuantan Singingi, sudah menjadi hobi,” tambah Rani.
Meski bercita-cita menjadi prajurit TNI saat dewasa, Dikha tampaknya tidak bisa mengesampingkan cinta terhadap tradisi pacu jalur. “Cita-cita jadi tentara. Pacu jalur tetap ya,” ucapnya sambil tersenyum malu-malu.
Rani terus memantau perkembangan Dikha saat menari di jalur. Ia mengharapkan adanya perhatian lebih dari pemerintah untuk mendukung kemajuan pacu jalur di Kuantan Singingi. “Harapannya ada fasilitas dan pembinaan untuk atlet dari pemerintah pusat. Kami ingin mereka turun tangan,” ungkapnya.
Tariannya kini telah menarik perhatian dunia, dengan Dikha tampil gemilang mengenakan baju melayu hitam lengkap dengan tanjak. Aksinya bahkan banyak ditirukan oleh pemain sepak bola AC Milan serta selebriti K-Pop, membuktikan bahwa pacu jalur dan seni tari ciliknya telah menjadikan Kuantan Singingi pusat perhatian.