Discover the Meaning Behind UNESCO’s Yellow Card for Lake Toba

Discover the Meaning Behind UNESCO’s Yellow Card for Lake Toba

Danau Toba, yang diakui sebagai salah satu Geopark Global UNESCO sejak tahun 2020, kini berada dalam status kartu kuning. Penilaian ini diberikan karena area tersebut dianggap belum sepenuhnya memenuhi standar pengelolaan yang ditetapkan oleh UNESCO. Baru-baru ini, Maki Katsuno Hayashikawa, Direktur dan Perwakilan Regional UNESCO, memberikan wawancara mengenai kondisi Danau Toba.

Menurut Maki, UNESCO secara rutin melaksanakan evaluasi setiap empat tahun dan menunjuk tim ahli independen untuk memantau geopark yang sudah terdaftar. “Setiap Geopark Global UNESCO harus melewati proses revalidasi setiap empat tahun untuk memastikan tetap memenuhi kriteria yang berlaku saat penetapan awal. Proses ini berfungsi sebagai evaluasi, melibatkan dua evaluator independen yang dikoordinasikan oleh UNESCO. Para evaluator ini adalah pakar internasional yang bertugas dalam kapasitas pribadi, tanpa afiliasi dengan negara atau organisasi mana pun. Mereka datang dengan pengalaman yang relevan untuk menilai geopark global,” ujarnya.

Di Indonesia, UNESCO mengonfirmasi bahwa mereka akan meninjau sejumlah aspek yang menyebabkan Danau Toba mendapatkan kartu kuning ini. Penilaian ulang akan dilakukan, tetapi tidak melibatkan perwakilan UNESCO secara langsung. “Saat ini, ada rencana untuk melakukan assessment di Indonesia terkait situs kaldera global. Kami berharap ada perbaikan signifikan pada saat itu. UNESCO tidak terlibat langsung dalam penilaian tersebut, proses ini dilakukan sepenuhnya oleh evaluator independen,” tambahnya.

Menariknya, kartu kuning ini bisa berisiko berubah menjadi kartu merah jika pengelola tidak menangani masalah yang diidentifikasi. “Setelah kartu kuning dikeluarkan, jika tidak ada perbaikan signifikan dan evaluator tidak melihat adanya kemajuan dalam waktu yang ditentukan, status kartu merah bisa terjadi. Kartu merah berarti status Geopark Global dapat dicabut. Kami ingin memastikan bahwa tim pengelola lokal memahami hal ini dan berupaya memenuhi kriteria yang ada,” jelas Maki.

Walaupun status geopark dapat dicabut, ada peluang untuk mengajukan kembali setelah perbaikan yang diperlukan dilakukan. “Tentu saja, setelah pencabutan status, sebuah Geopark Global dapat mengajukan kembali. Proses ini akan melibatkan pengajuan aplikasi baru setelah perbaikan yang diperlukan,” tuturnya.

Dikutip dari Antara, Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO menginformasikan bahwa revalidasi status Kaldera Toba dijadwalkan berlangsung pada 21-25 Juli 2025. Tim asesor UNESCO akan tiba melalui Bandara Silangit dan direncanakan mengunjungi beberapa lokasi menarik di kawasan Danau Toba, termasuk Taman Eden 100 di Desa Sionggang Utara dan Pulau Samosir untuk menilai situs-situs warisan geologi.

Pada pertemuan UNESCO Global Geopark di Maroko pada 4-5 September 2023, Kaldera Toba menerima kartu kuning, bersama dengan beberapa geopark lainnya di berbagai belahan dunia. Kartu kuning merupakan tanda peringatan dari UNESCO yang menunjukkan bahwa pengelola kawasan tidak memenuhi beberapa kriteria yang telah ditetapkan, memberikan kesempatan untuk melakukan perbaikan sebelum evaluasi kembali yang dijadwalkan dua tahun mendatang.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *