Drama di Balik Kilau Dolce & Gabbana Beauty
Bekerja untuk label fashion mewah seperti Dolce & Gabbana rupanya tidak menjamin kehidupan glamor yang diimpikan. Lisa Rodriguez dan Leslie Bethel, dua makeup artist berbakat dari New York, kini mengambil langkah berani dengan menggugat D&G Beauty karena dugaan pelanggaran pembayaran.
Keduanya berprofesi di counter D&G Beauty di dalam toko legendaris Saks Fifth Avenue, New York. Namun, dalam gugatan mereka ke Mahkamah Agung Manhattan, terungkap bahwa gaji mereka sering terlambat, komisi yang seharusnya diterima hilang, dan janji tunjangan asuransi tak kunjung direalisasikan.
“Bekerja di dunia kecantikan impian berubah menjadi mimpi buruk ketika pembayaran tak tepat waktu dan tidak akurat,” tulis gugatan tersebut. Bethel bergabung pada awal April, dan Rodriguez mengikuti sebulan kemudian. Namun, gaji pertama mereka baru cair setelah enam minggu, dan keterlambatan terus berlanjut.
Rodriguez telah berkali-kali mengeluhkan masalah ini, namun respons yang didapat hanya satu hari cuti berbayar sebagai kompensasi karena keterlambatan bayar sewa. Pada Mei, ia mengirim email penuh keputusasaan, “Hi, bisa tolong cek kenapa saya belum digaji? Sudah tiga minggu dan saya harus bayar sewa rumah,”
tulisnya.
Beberapa hari kemudian, ia dipanggil dan diberitahu bahwa kontraknya diputus dengan alasan tidak memenuhi standar Dolce & Gabbana dan kurang fokus pada pekerjaannya.
Nasib Bethel pun tak jauh berbeda; dia harus meminjam uang demi bertahan dan akhirnya mengundurkan diri pada Januari. Salah satu cek terakhirnya pun belum ia terima hingga kini.
Keduanya menuntut keadilan dengan menggugat D&G Beauty serta tiga atasan mereka, menuntut gaji yang belum dibayar sekaligus ganti rugi. Sampai saat ini, Dolce & Gabbana belum mengeluarkan komentar resmi.