Guru Malang Angkat Bicara Tentang Risiko Roblox untuk Anak Sekolah Dasar

Guru Malang Angkat Bicara Tentang Risiko Roblox untuk Anak Sekolah Dasar

Kekhawatiran dan Harapan Seputar Pemakaian Game Digital di Dunia Anak

Geliat dunia digital dalam kehidupan anak-anak semakin meningkat, menimbulkan berbagai pandangan dari para pendidik di Malang. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, bahkan mengeluarkan larangan terhadap penggunaan game tertentu seperti Roblox. Langkah ini memantik berbagai tanggapan dari para guru yang berpengalaman di lapangan.

Perspektif Guru di Malang

Lela, seorang pengajar di SD Muhammadiyah 9 Malang, menyampaikan kekhawatirannya terkait perkembangan teknologi dan permainan daring yang semakin merasuk ke dunia anak-anak. Ia menyoroti kekhawatiran terhadap interaksi dalam game Roblox yang bisa berujung pada perilaku tidak pantas seperti ciuman virtual atau hubungan intim antar karakter. Walaupun demikian, Lela juga menyadari bahwa banyak game lain mengandung konten kekerasan, tapi yang menjadi perhatian utamanya adalah potensi paparan fantasi seksual yang tidak sesuai usia yang berujung pada ketertarikan terhadap pornografi.

“Kebanyakan kekhawatiran saya adalah anak-anak memjadi terpapar hal-hal yang belum semestinya mereka ketahui, lalu berfantasi dan terpengaruh oleh konten berbau seksual saat bermain game,” ujar Lela dengan serius.

Peran Orang Tua dan Guru

Dengan kemajuan teknologi yang pesat, pengawasan dari orang tua dan guru menjadi semakin penting. Pendampingan aktif dapat membantu mengurangi risiko paparan konten negatif di dunia maya. Dalam hal ini, orang tua perlu melakukan pengawasan ketat saat anak bermain game dan memberi edukasi tentang batasan yang semestinya.

“Pengawasan adalah kunci. Selain menghindarkan anak dari konten negatif, orang tua juga harus mengajarkan mereka apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di dunia digital,” tambah Lela.

Kontroversi dan Pengalaman Guru Lain

Di sisi lain, Wahyuni, seorang guru di salah satu SD Negeri di Kedungkandang, Malang, memiliki pandangan berbeda. Ia menyatakan bahwa selama ini belum ada dampak negatif langsung dari penggunaan Roblox dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan pengamatannya, banyak siswa yang pernah bermain Roblox dan tidak menemukan unsur kekerasan dalam permainan tersebut.

“Roblox memiliki berbagai jenis permainan, dan tidak semuanya mengandung kekerasan. Banyak anak menikmati permainan yang bersifat kreatif dan edukatif,” tuturnya. Meski begitu, Wahyuni menekankan pentingnya orang tua aktif memantau dan berkomunikasi terbuka dengan anak agar mereka mampu memilah mana yang baik dan tidak.

“Game apapun punya sisi positif dan negatif. Orang tua harus ikut berperan dalam pengawasan dan berkomunikasi dengan anak tentang pengalaman mereka saat bermain game,” jelas Wahyuni.

Dengan kolaborasi antara sekolah dan orang tua, diharapkan lingkungan yang aman dan mendukung pertumbuhan anak bisa terwujud, agar mereka tetap dapat menikmati dunia digital dengan bijak dan bertanggung jawab.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *