Inovasi Ramah Lingkungan: Bata Interlock dari Limbah Minyak Asiri
Di tengah Perbukitan Menoreh, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, seorang warga bernama Fendi Widiatmono menciptakan solusi inovatif dengan mengolah limbah pengolahan minyak asiri menjadi batu bata interlock yang ramah lingkungan. Berasal dari Kalurahan Gerbosari, Kapanewon Samigaluh, Fendi berhasil mengembangkan bata interlock yang dapat digunakan secara efisien dalam konstruksi.
Bata interlock ini tampak seperti bata biasa pada pandangan pertama, tetapi jika diperhatikan lebih dekat, terlihat perbedaan mencolok: setiap bata dilengkapi dengan lubang dan tonjolan yang berfungsi mengunci satu sama lain. “Konsep ini terinspirasi dari bangunan candi, di mana setiap batu memiliki pengunci yang membuatnya tetap kokoh selama ratusan tahun tanpa perlu material tambahan,” ujarnya saat ditemui di rumahnya.
Keuntungan dari bata interlock ini tidak hanya pada daya tahannya, tetapi juga efisiensi biaya dalam proses pembangunan. Fendi menjelaskan, pemasangan bata interlock tidak memerlukan campuran bahan seperti pasir dan semen dalam jumlah banyak. “Jika satu batako harganya Rp3.500, bata interlock saya hanya Rp4.000 dan sudah siap dipasang tanpa campuran lain,” jelasnya.
Dengan inovasi ini, Fendi mengklaim bahwa rumah dapat dibangun dengan biaya hanya Rp30 juta, sedangkan menggunakan batako bisa mencapai Rp100 juta. Keunikan bata interlock miliknya terletak pada campuran abu daun cengkeh, hasil dari sisa pembakaran minyak asiri, yang bertujuan untuk mendaur ulang limbah dan mengurangi pencemaran lingkungan.
“Limbah dari pabrik minyak asiri sering dibuang ke sungai dan merugikan ekosistem. Dengan memanfaatkan limbah ini sebagai bata interlock, saya ingin mengubahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat dan menghindari kerugian lingkungan,” tambah Fendi.
Setelah melalui berbagai pengujian, bata interlock ini terbukti mampu menahan beban hingga 1 ton, menjadikannya kategori beton yang kuat dan tahan lama. Selama sembilan tahun berinovasi, Fendi telah berhasil menghasilkan 65 karya konstruksi yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, dari Jawa Tengah hingga DKI Jakarta, dan bahkan di Padang.
Dengan keberhasilan ini, Fendi mengajak masyarakat untuk mulai memanfaatkan bata interlock sebagai alternatif dalam dunia konstruksi, menawarkan solusi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.