Jeff Bezos dan Rahasia di Balik Penjualan Sahamnya yang Mewah
Sejak hari bahagia pernikahannya, Jeff Bezos terlihat aktif melepas bagian dari sahamnya di Amazon, perusahaan yang memulai langkah kesuksesannya. Tapi, ada cerita di balik aksi ini yang layak disimak. Pada 27 Juni—hari di mana Bezos menikahi pasangan barunya—dia menjual jutaan saham Amazon, bagian dari strategi besar untuk keluar dari sebagian investasi.
Berdasarkan laporan SEC yang diamati oleh Fortune, di hari itu Bezos melepas lebih dari 3,3 juta saham dengan harga berkisar USD 221 hingga USD 223 per lembar. Keuntungan dari transaksi ini sendiri mencapai sekitar USD 735 juta, sebuah angka fantastis yang hanya dalam satu hari pernikahan.
Tak cuma satu hari, aksi jual ini berlanjut dari akhir Juni hingga Juli. Di antara Juli 3 hingga 7, Bezos menjual lagi 3 juta saham sekitar USD 224 per lembar; lalu di awal bulan yang sama, tambahan 500.000 saham pada harga yang sama; kemudian di pertengahan Juli, dia melepas 6,7 juta lembar saham di rentang harga USD 224–USD 226. Pada pertengahan bulan, lagi-lagi dia menjual ratusan ribu saham dengan harga sekitar USD 227, dan pada akhir Juli, totalnya lebih dari 4 juta lembar, dengan harga saham yang terus naik menghantarkan keuntungan mencapai USD 5,7 miliar sepanjang bulan tersebut—setara Rp 93,5 triliun, menurut Bloomberg.
Meski jumlah saham yang dilepas cukup besar, tidak berarti kepemilikan Bezos menipis drastis. Dokumen SEC memperlihatkan bahwa ia masih menyimpan sekitar 884 juta lembar saham, setara dengan beberapa pemegang saham institusional terbesar seperti Vanguard. Saat ini, dengan kekayaan bersih mencapai USD 252 miliar—menjadikannya orang terkaya ketiga di dunia—Bezos tetap menjadi kekuatan besar di balik saham Amazon yang naik 26% dalam setahun terakhir dan 46% dalam lima tahun terakhir.
Yang menarik, seluruh aksi ini diatur secara rapi melalui aturan SEC Rule 10b5-1, yang memungkinkan pejabat perusahaan menjual saham secara terencana tanpa tuduhan melakukan insider trading. Jadi, ini bukan sekadar strategi sembarangan, melainkan bagian dari rencana yang sudah dipetakan matang—seperti yang juga dilakukan CEO Google, Sundar Pichai.
Selain untuk kekayaan, Bezos juga menjual sahamnya untuk kegiatan filantropi. Pada hari yang sama saat aksi jualnya dimulai, ia mengajukan catatan melalui Morgan Stanley untuk menyumbangkan saham ke organisasi nirlaba, menunjukkan betapa besar hati sang miliarder ini untuk berkontribusi meski di tengah kesibukan melepas aset besar.
Jadi, kekayaan Bezos yang terus mengalir bukan hanya tentang angka di laporan keuangan, tetapi juga tentang strategi matang dan aspek sosial yang tidak kalah penting. Kisah ini membuktikan bahwa bahkan orang terkaya sekalipun, memiliki cerita dan alasan personal di balik angka-angka yang besar.