Julukan Bandung Kota Kembang: Cerita Menarik di Balik Keindahan dan Sejarahnya

Julukan Bandung Kota Kembang: Cerita Menarik di Balik Keindahan dan Sejarahnya

Bandung: Kota Kembang yang Memikat

Pepohonan rindang dan semarak warna-warni bunga di sepanjang jalan mungkin langsung terbayang dalam benak ketika mendengar sebutan “Bandung Kota Kembang”. Kota ini, yang dikenal dengan keasriannya, menampilkan berbagai bunga yang mekar di setiap sudutnya. Bunga Patrakomala bahkan dinobatkan sebagai ikon flora Kota Bandung sejak 1998, melambangkan keindahan yang menjadi ciri khas ibu kota Provinsi Jawa Barat.

Namun, tak hanya sekadar keindahan alam yang melatarbelakangi julukan ini. Ada kisah menarik yang menyelimuti penobatan “Kota Kembang”, yang merujuk kepada nasib para “kembang” dalam makna kiasan, yang di sini berarti wanita.

Pada tahun 1884, Belanda membangun jalur kereta api menghubungkan Buitenzorg (Bogor), Sukabumi, dan Cianjur, yang kemudian diperluas hingga Cilacap, Jawa Tengah. Keterhubungan ini membuat Bandung semakin terakses oleh kota-kota lain, dan memicu Asisten Residen Priangan, Pieter Sijthoff, untuk mengambil peluang besar. Ia memutuskan untuk mengadakan Kongres Besar Perkumpulan Pengusaha Perkebunan Gula di Bandung, meskipun dalam kondisi yang belum sepenuhnya memadai.

Kongres ini, diadakan pada tahun 1896, berlangsung selama tiga hari dan dihadiri oleh para pengusaha gula dari berbagai kawasan. Keberhasilan acara tersebut berkat adanya “kegiatan sampingan” yang diinisiasi Willem Schenk, seorang pengusaha perkebunan yang dikenal sebagai sosok karismatik di kalangan para kolega. Di balik kesuksesan kongres, ia menyelipkan agenda untuk mendatangkan sejumlah wanita pribumi sebagai pendamping para tamu.

Wanita-wanita cantik ini, yang berasal dari Pasirmalang, kawasan perkebunan teh dan kina di Pangalengan, tidak hanya sekadar mendampingi, tetapi juga diajak untuk memberikan pengalaman menarik bagi para tamu. Kecantikan dan keramahan mereka membuat Bandung semakin dikenal di kalangan kompeni Belanda dengan sebutan “De Bloem der Indische Bergsteden”, yang berarti “Bunga Kota Pegunungan di Hindia Belanda”. Sejak saat itu, tak hanya keindahan alamnya, tetapi juga pesona perempuan Sunda yang semakin mengukuhkan Bandung sebagai Kota Kembang yang memikat hati.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *