Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyoroti kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang sebagian besar terfokus di Taman Nasional Komodo (TNK). Hanya 18 persen pengunjung yang menjelajah objek wisata di daratan Labuan Bajo di luar TNK.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto, menyatakan, “Penyebaran kunjungan ke luar zona TNK dan penguatan regulasi berbasis daya dukung serta daya tampung kawasan sangat penting.” Pernyataan tersebut diungkapkan dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Penguatan Tata Kelola Pengunjung di Destinasi Pariwisata Labuan Bajo”. Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan yang membahas strategi manajemen pengunjung di destinasi wisata.
Hariyanto menekankan bahwa manajemen pengunjung adalah isu utama saat ini. “Kita perlu memastikan Indikator Kinerja Utama (IKU) pariwisata Labuan Bajo tak hanya berfokus pada jumlah kunjungan, tetapi juga pada distribusi wisatawan di luar TNK, terutama di daratan lainnya,” ujarnya. Dia menggarisbawahi perlunya langkah strategis dan komitmen bersama untuk menghadapi tantangan pergerakan wisatawan di luar TNK. “Kami akan melakukan kajian lebih mendalam terkait daya dukung kawasan TNK,” tambahnya.
Dia juga menjelaskan bahwa pengelolaan distribusi wisatawan ini merupakan langkah antisipatif terhadap situasi yang saat ini terjadi di Bali, di mana kunjungan yang berlebihan dapat berpotensi memicu over tourism. “Manajemen pengunjung kini menjadi isu nasional, dan Kementerian Pariwisata telah menerbitkan panduan manajemen pengunjung di destinasi pariwisata tahun ini,” kata Hariyanto.
Sekretaris Daerah Manggarai Barat, Fransiskus Sales Sodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara peningkatan kunjungan dan distribusi wisatawan di Labuan Bajo agar tidak terpusat di dalam TNK. “Tantangan terbesar saat ini adalah meningkatkan kunjungan wisata di luar TNK. Saat ini, perbandingan kunjungan di Labuan Bajo adalah 18% di luar TNK dan 82% masih terpaku pada kawasan TNK,” ujarnya.
Fransiskus juga mencatat bahwa saat ini, 67 persen kunjungan adalah wisatawan asing, berbeda dengan era COVID-19 saat wisatawan domestik mendominasi. “Ini adalah tantangan bagi kita semua untuk menciptakan target kinerja yang lebih spesifik, yaitu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di luar TNK,” tegasnya.