Pengakuan Rizwan Fadilah Bikin Tagihan Kartu Kredit Sule Melonjak Hingga Rp 50 Juta Akibat Roblox
Sule tampak santai meskipun tagihan kartu kreditnya membengkak hingga Rp 50 juta karena kebiasaan main Roblox anaknya. Ketangguhannya ini gak lepas dari alasan kuat yang bikin dia tetap tenang, bahkan saat diingatkan soal kejadian itu. Sule mengaku sudah tahu kejadian tersebut, tapi memilih untuk tidak langsung menanyai dan membiarkan anaknya bercerita sendiri.
“Itu kan gak sengaja. Itu nge-link dan gak kelepas. Dia mau bilang takut bapaknya ngambek. Kalau untuk urusan uang, gue gak masalah. Gak pernah marah, ya udah gak apa-apa. Yang penting kamu giat bekerja, karena susah cari duit,”
Sule, ayah dari lima anak, mengaku dirinya jarang terlibat terlalu dalam soal keuangan anak-anaknya. Bukan karena memanjakan, tapi dia percaya anak-anaknya bukan tipe yang memeras orang tua.
“Dia (Njan) gak terlalu banyak minta juga. Itu mah memang gak sengaja, Njan bukan tipe memeras bapaknya. Kenapa gue gak marah? Dia juga gak pernah bikin repot orang tua,”
Sule menambahkan bahwa sikap anak-anaknya yang tidak ingin menyusahkan adalah hal yang membuatnya bangga. Bahkan Rizwan pernah ingin membeli piano, namun dia menolak jika Sule membelikan, dan memilih untuk mencari tahu harga terlebih dahulu sebelum meminta bantuan penambahan dana.
“Gimana gue mau marah sama anak sebaik itu? Untuk urusan uang, gue gak pernah marah,” tegas Sule.
Pengalaman serupa pernah dialami Sule saat anak keempatnya, Ferdinand, menangis dan meminta maaf karena uang. Ferdinand meminta top-up game sebanyak Rp 400 ribu, yang dilakukan beberapa kali dalam sebulan, hingga akun dan saldo hilang. Mendengar itu, Sule merasa bersalah sekaligus mengerti; dia menyadari permainan digital bisa berdampak tapi juga memiliki manfaat.
“Main game itu bagus juga buat anak, asal jangan berlebihan. Boleh main game, tapi aturannya jangan sampai begadang. Mereka juga belajar bahasa Inggris dari situ, jadi ada sisi positifnya,”
Sule menambahkan, dulu dia mengalami suasana berbeda, saat main game harus ke tetangga. Sekarang, anak-anak sudah punya tempat sendiri dan membawa teman ke rumah. Dunia mereka sudah berbeda, dan dia berusaha memahami bahwa perkembangan zaman membawa perubahan.
