Krisis Mematikan: 67 Anak di Gaza Terancam Kelaparan karena Blokade Israel

Krisis Mematikan: 67 Anak di Gaza Terancam Kelaparan karena Blokade Israel

Keadaan Krisis di Gaza: Agresi Militer dan Dampak Kelaparan

Angka kelaparan di Gaza telah mencapai tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Puluhan anak dikabarkan telah meninggal dunia sebagai akibat dari blokade bantuan oleh Israel. “Sejak awal Oktober 2023, setidaknya 67 anak kehilangan nyawa akibat kelaparan, disertai dengan berlanjutnya blokade total Israel yang kini telah berlangsung selama 103 hari,” ungkap Kantor Media Pemerintah Gaza, dilaporkan oleh Anadolu Agency pada Minggu (13/7/2025).

Angka tersebut diperkirakan akan terus meningkat. Saat ini, lebih dari 650.000 anak di bawah usia 5 tahun di Gaza tengah berjuang melawan malnutrisi parah akibat pembatasan akses terhadap makanan dan obat-obatan yang diberlakukan oleh tentara Israel. “Kelaparan kini membunuh apa yang tidak dibunuh oleh bom,” nama kantor itu menjelaskan.

Dalam tiga hari terakhir saja, jumlah kematian tambahan di Gaza telah meningkat tajam, menyusul terus terhambatnya pasokan makanan seperti tepung dan susu formula bayi. Saat ini, sekitar 1,25 juta orang menderita kelaparan akut, mencakup 96% populasi, termasuk lebih dari 1 juta anak-anak yang berisiko tinggi.

Kantor media tersebut menyatakan bahwa Israel bertanggung jawab penuh atas “kampanye kelaparan yang sistematis dan terorganisir,” serta mengajak perhatian internasional untuk tidak hanya mengawasi situasi ini, tetapi juga untuk bertindak. “Kami membunyikan alarm: ini adalah vonis mati massal yang terjadi di depan mata dunia. Intervensi internasional mendesak, ini bukan sekadar pilihan, tetapi masalah hidup atau mati,” tegas mereka.

Pengungsi Palestina melalui Badan PBB (UNRWA) juga mengeluarkan peringatan pada hari Sabtu (12/7) tentang dampak kesehatan yang mengkhawatirkan akibat blokade yang terus berlanjut. “Tidak ada sabun, tidak ada air bersih. Anak-anak di Gaza tidak mendapatkan perawatan kebersihan yang memadai akibat pengepungan,” kata UNRWA dalam pernyataannya. Kombinasi antara tempat penampungan yang sesak dan cuaca panas di musim panas menjadikan situasi ini semakin parah.

Sejak 7 Oktober 2023, tentara Israel telah menolak seruan internasional untuk gencatan senjata, melancarkan serangan brutal yang telah menewaskan hampir 57.900 warga Palestina, dengan sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Pengeboman tanpa henti telah menghancurkan kawasan tersebut, menyebabkan kekurangan pangan dan penyebaran penyakit.

Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, terkait dengan tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *