Latest Updates on Tajen Arena in Denpasar After Jockey’s Tragic Death

Latest Updates on Tajen Arena in Denpasar After Jockey’s Tragic Death

Arena sabung ayam di Jalan Sokasati II, Banjar Abian Tubuh, Denpasar Timur, kini hening. Kehadiran warga yang biasanya meramaikan tajen alias adu ayam mendadak menghilang setelah insiden tragis yang merenggut nyawa salah satu joki ayam, I Nengah Sudana (50), akibat serangan taji ayam.

Pada Selasa (29/7/2025) pukul 13.30 Wita, suasana arena tampak sunyi. Tidak satu pun warga terlihat di area parkir atau sekitarnya. Di pintu masuk, susunan sesajen bekas upacara niskala dari sehari sebelumnya menjadi saksi bisu dari kejadian memilukan tersebut.

Terletak tak jauh dari Jalan WR Supratman, arena ini dapat diakses melalui Jalan Sokasati, kemudian belok ke Jalan Randu sebelum mencapai Jalan Sokasati II. Arena berada di sisi kiri jalan setelah pertigaan, menawarkan area parkir yang luas serta “stadion” ayam di sebelah utara.

Made Darta (65), seorang warga Jalan Sokasati Gang Anggrek yang tinggal di sebelah timur arena, mengungkapkan bahwa aktivitas tajen telah berlangsung lama di lokasi ini. Menurutnya, sabung ayam biasanya diadakan hampir setiap hari, mulai pukul 09.00 hingga 16.00 Wita. “Sebenarnya tidak selalu ada kegiatan. Itu tergantung situasi. Tapi cukup sering juga,” jelas Darta.

Ia menambahkan bahwa arena tajen ini telah beroperasi lebih dari tujuh tahun sejak dirinya menetap di kawasan tersebut. Kegiatan sabung ayam, menurut Darta, diselenggarakan oleh sebuah yayasan serta Banjar Abian Tubuh. Meskipun beberapa insiden pernah terjadi, tak ada yang sampai merenggut nyawa sebelumnya. “Dulu ada yang terkena taji, tetapi tidak sampai meninggal. Paling hanya luka-luka di kaki,” tuturnya.

Seorang warga lain dari Jalan Sokasati II yang enggan disebutkan namanya melaporkan bahwa saat insiden berlangsung, ada sekitar 15 ayam yang diadu. Setiap peserta membawa satu hingga tiga ayam—beberapa untuk diadu dan lainnya untuk dijual. “Waktu itu saya melihat ada 15 ayam yang bertanding,” ujarnya. “Mereka bisa membawa hingga tiga ayam. Yang satu diadu, yang lain untuk dijual,” tambahnya.

Bendesa Adat Kesiman Denpasar, I Made Wisna, menyampaikan bahwa korban I Nengah Sudana bukanlah warga Kelurahan Kesiman, melainkan berasal dari Desa Angantelu di Kabupaten Karangasem. “Korban bukan krama (warga) sini, dia dari Karangasem,” jelas Wisna. Menurutnya, Sudana adalah salah satu panitia sabung ayam yang berperan sebagai pekembar atau joki ayam, yang bertugas mempersiapkan dan memegangi ayam sebelum pertarungan.

Sebelumnya, Sudana dilaporkan tewas saat menyaksikan sabung ayam pada Minggu (27/7/2025). Pri

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *