Macan Tutul Menghilang: Petualangan di Hutan Tangkuban Parahu
Seekor macan tutul yang melarikan diri dari kandang karantina Lembang Park & Zoo masih berkeliaran bebas. Sudah lebih dari seminggu, sejak Kamis (28/8/2025), sang karnivora belum berhasil ditangkap. Terdapat dugaan kuat bahwa macan tutul tersebut telah meninggalkan area taman dan menuju ke hutan di kaki Gunung Tangkuban Parahu. Indikasi ini diperkuat dengan temuan jejak kaki dengan nama latin Panthera pardus yang mengarah keluar dari Lembang Park & Zoo.
“Kesimpulan sementara adalah macan tutul tersebut berpotensi telah menjelajahi hutan lindung di kaki Gunung Tangkuban Parahu,” ucap Miftah Setiawan, Humas Lembang Park & Zoo, saat dihubungi pada Kamis (4/9/2025).
Saat ini, Lembang Park & Zoo ditutup sementara untuk para pengunjung. Namun, setelah adanya indikasi kuat bahwa macan tutul telah aman berada di hutan, pihak pengelola sedang mempertimbangkan opsi untuk membuka kembali kunjungan. “Kami akan berkirim surat ke pihak-pihak terkait. Jika semua bukti menunjukkan bahwa macan tutul sudah aman, maka ada kemungkinan kami akan membuka wisata kembali,” imbuh Miftah.
Meskipun telah berada di luar zona, tim pemantau tetap disiagakan. Pemantauan menggunakan drone thermal akan dilanjutkan pada malam hari. “Kami akan tetap melakukan pemantauan, dan berdasarkan informasi dari BBKSDA dan Formata (Forum Macan Tutul Jawa), pergerakan macan tutul cukup cepat dan diperkirakan dalam keadaan sehat,” jelas Miftah.
Macan tutul ini memiliki insting alami untuk menghindari manusia dan keramaian. Dari penjelajahan tim observasi, ditemukan bahwa jejak kaki macan tutul semakin memudar. Kepala Seksi Konservasi SDA Wilayah III Bandung, Ujang Acep, menuturkan bahwa mereka menemukan jejak kaki yang berbeda dari hewan domestik, dan jejak tersebut diperkirakan memudar dalam waktu beberapa hari terakhir. “Ada kestabilan waktu antara penemuan dan saat jejak menghilang,” jelasnya.
Tim telah memetakan tiga jalur yang mungkin dilalui macan tutul dan mendapatkan informasi dari warga setempat mengenai aktivitas anjing yang menggonggong dengan tidak biasa. “Informasi ini kami dapatkan ketika melakukan observasi di lokasi yang dekat dengan hutan. Pada malam hari anjing-anjing tersebut menggonggong dengan tanda-tanda yang tak lazim,” tambah Ujang.
Dari informasi warga, gonggongan anjing tersebut terjadi pada Sabtu (30/8/2025) malam, dan meskipun belum pasti, petunjuk tersebut menjadi indikasi bahwa macan tutul kemungkinan berada di hutan. Dengan daya jelajah yang mencapai 400 hektare, macan tutul tersebut mungkin telah bergerak jauh ke dalam hutan. “Artinya, setelah lebih dari dua hari, kemungkinannya macan tutul telah menjelajah lebih dalam,” tutup Ujang.