Di tengah keramaian kawasan Sudirman, tersembunyi sebuah coffee truck yang ternyata merupakan bisnis milik mantan pramugari asing. Menunya beragam dan harga tetap bersahabat di kantong! Kini, kopi bukan sekadar gaya hidup, melainkan bagian dari aktivitas sehari-hari yang terus berkembang dan menimbulkan inovasi bisnis yang kreatif. Salah satunya adalah Nomade Coffee, yang mengubah sepeda motor roda tiga menjadi coffee truck yang unik dan ramah lingkungan. Tak hanya itu, kisah di balik Nomade Coffee yang didirikan oleh mantan pramugari ini penuh warna dan inspiratif.
Rachel, pemiliknya, melakukan riset langsung ke Inggris dan Prancis untuk belajar dari para pelaku kopinya di sana, dan alhasil, ia membawa pulang banyak wawasan untuk mewujudkan konsep serupa di tanah air. Berkat ketekunannya, Nomade Coffee dikenal dengan menu yang beragam dan bahan berkualitas, tapi tetap terjangkau. Meski tersembunyi di sudut kawasan Sudirman, keberadaannya menarik perhatian banyak penggemar kopi, terutama yang mencari pengalaman berbeda.
Rachel, yang sebelumnya bekerja sebagai pramugari di Singapore Airlines, selalu tertarik pada penjual kopi jalanan yang tampil unik dan menarik. Bersama suami dan empat teman dekat, ia menggabungkan passion dan riset mendalam, mulai dari mencari lokasi strategis, mengembangkan menu, hingga mengelola bisnis agar bisa bertahan lama. Risetnya sangat mendalam—dari mengunjungi street coffee di berbagai negara, seperti London dan Paris, hingga berbicara langsung dengan baristanya. Bahkan, ia sempat menghubungi pemilik coffee truck di Paris agar mendapatkan insight berharga.
Fokus utama Nomade Coffee bukan sekadar menjual kopi, tetapi menghadirkan pengalaman berbeda dalam berbagai acara, mulai dari perumahan, pernikahan, hingga event kantor. Strategi ini memungkinkan Nomade menjangkau pelanggan di seluruh Jabodetabek, baik melalui stand maupun mobilnya. Perjalanan mereka tidak sebentar—menggali berbagai resep, mencicipi biji kopi dari berbagai roastery, dan mencari bahan terbaik secara konsisten.
Contohnya, untuk racikan Java Latte, Rachel dan tim sempat kesulitan mendapatkan sirup aren yang cocok, sampai akhirnya mereka memutuskan membeli aren balok dan mencairkannya sendiri. Meski lebih repot, kualitas dan rasa jadi prioritas utama. Hasilnya, Java Latte yang khas ini kini jadi menu favorit pengunjung.
Saat berkunjung, kami mencoba tiga menu andalan mereka: Yuzu Americano, Java Latte, dan One in Milo, dengan harga mulai dari Rp 18.000-an. Yuzu Americano menyajikan perpaduan madu dan jeruk yuzu yang segar dan sedikit masam, berkarakter elegan dari kualitas yuzu asli. Java Latte-nya creamy dengan aroma harum pandan dan durian, serta rasa aren yang legit tanpa berlebihan. Jika tidak doyan kopi, ada One in Milo—susu cokelat dari Malaysia yang pekat dan creamy, cocok dinikmati saat hari panas.
Ingin produk atau tempat favorite Anda mendapatkan sorotan? Hubungi kami di [email protected] dan mari berbagi cerita tentang kenikmatan kuliner yang unik dan berkesan!
—
Isi body HTML:
Kehidupan di Balik Roda Nomade Coffee: Kopi Unik dari Mantan Pramugari
Di tengah keramaian kawasan Sudirman, tersembunyi sebuah coffee truck yang ternyata merupakan bisnis milik mantan pramugari asing. Menunya beragam dan harga tetap bersahabat di kantong! Kini, kopi bukan sekadar gaya hidup, melainkan bagian dari aktivitas sehari-hari yang terus berkembang dan menimbulkan inovasi bisnis yang kreatif. Salah satunya adalah Nomade Coffee, yang mengubah sepeda motor roda tiga menjadi coffee truck yang unik dan ramah lingkungan. Tak hanya itu, kisah di balik Nomade Coffee yang didirikan oleh mantan pramugari ini penuh warna dan inspiratif.
Rachel, pemiliknya, melakukan riset langsung ke Inggris dan Prancis untuk belajar dari para pelaku kopinya di sana, dan alhasil, ia membawa pulang banyak wawasan untuk mewujudkan konsep serupa di tanah air. Berkat ketekunannya, Nomade Coffee dikenal dengan menu yang beragam dan bahan berkualitas, tapi tetap terjangkau. Meski tersembunyi di sudut kawasan Sudirman, keberadaannya menarik perhatian banyak penggemar kopi, terutama yang mencari pengalaman berbeda.
Rachel, yang sebelumnya bekerja sebagai pramugari di Singapore Airlines, selalu tertarik pada penjual kopi jalanan yang tampil unik dan menarik. Bersama suami dan empat teman dekat, ia menggabungkan passion dan riset mendalam, mulai dari mencari lokasi strategis, mengembangkan menu, hingga mengelola bisnis agar bisa bertahan lama. Risetnya sangat mendalam—dari mengunjungi street coffee di berbagai negara, seperti London dan Paris, hingga berbicara langsung dengan baristanya. Bahkan, ia sempat menghubungi pemilik coffee truck di Paris agar mendapatkan insight berharga.
Fokus utama Nomade Coffee bukan sekadar menjual kopi, tetapi menghadirkan pengalaman berbeda dalam berbagai acara, mulai dari perumahan, pernikahan, hingga event kantor. Strategi ini memungkinkan Nomade menjangkau pelanggan di seluruh Jabodetabek, baik melalui stand maupun mobilnya. Perjalanan mereka tidak sebentar—menggali berbagai resep, mencicipi biji kopi dari berbagai roastery, dan mencari bahan terbaik secara konsisten.
Contohnya, untuk racikan Java Latte, Rachel dan tim sempat kesulitan mendapatkan sirup aren yang cocok, sampai akhirnya mereka memutuskan membeli aren balok dan mencairkannya sendiri. Meski lebih repot, kualitas dan rasa jadi prioritas utama. Hasilnya, Java Latte yang khas ini kini jadi menu favorit pengunjung.
Saat berkunjung, kami mencoba tiga menu andalan mereka: Yuzu Americano, Java Latte, dan One in Milo, dengan harga mulai dari Rp 18.000-an. Yuzu Americano menyajikan perpaduan madu dan jeruk yuzu yang segar dan sedikit masam, berkarakter elegan dari kualitas yuzu asli. Java Latte-nya creamy dengan aroma harum pandan dan durian, serta rasa aren yang legit tanpa berlebihan. Jika tidak doyan kopi, ada One in Milo—susu cokelat dari Malaysia yang pekat dan creamy, cocok dinikmati saat hari panas.
Ingin produk atau tempat favorite Anda mendapatkan sorotan? Hubungi kami di [email protected] dan mari berbagi cerita tentang kenikmatan kuliner yang unik dan berkesan!