Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, menyampaikan sambutan hangat atas peluncuran aplikasi All Indonesia. Dia optimis aplikasi ini akan memberikan dampak positif bagi pariwisata di Tanah Air. “Kementerian Pariwisata sangat menghargai kehadiran All Indonesia sebagai aplikasi resmi yang menyederhanakan seluruh proses kedatangan di Indonesia,” ungkap Widiyanti dalam pernyataan pers pada Rabu, 3 September 2025.
“Aplikasi ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan, serta menciptakan pengalaman tak terlupakan bagi wisatawan saat mereka menjelajahi keindahan alam dan budaya di berbagai destinasi di Indonesia,” tambahnya.
All Indonesia diluncurkan pada 26 Agustus 2025 dan tersedia untuk diunduh di Google Play Store dan App Store. Selain itu, pengisian deklarasi kedatangan juga dapat dilakukan melalui situs allindonesia.imigrasi.go.id. Aplikasi ini merupakan sistem deklarasi kedatangan yang mempermudah proses masuk bagi penumpang internasional, termasuk para wisatawan yang datang ke Indonesia.
Aplikasi ini mengintegrasikan sistem deklarasi dari empat instansi: Direktorat Jenderal Imigrasi, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, serta Badan Karantina Indonesia. Mulai 1 September 2025, penggunaan All Indonesia akan diwajibkan bagi penumpang yang tiba di tiga bandara internasional: Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali, dan Bandar Udara Internasional Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur.
Selain di ketiga bandara tersebut, aplikasi ini juga diwajibkan untuk penumpang yang tiba di enam pelabuhan internasional di Batam, Kepulauan Riau: Batam Center, Nongsa, Marina, Sekupang, Harbour Bay, dan Bengkong.
Untuk meningkatkan kenyamanan penumpang serta mengurangi antrean di terminal kedatangan, All Indonesia dapat mulai diisi di negara asal (bandara keberangkatan) dan dapat dilakukan H-3 sebelum keberangkatan, termasuk untuk pembayaran visa on arrival. Oleh karena itu, QR code hasil unggah data All Indonesia disarankan untuk disimpan dan ditunjukkan saat pengunjung tiba di Indonesia dan melewati counter imigrasi atau bea cukai.
Widiyanti menegaskan bahwa kehadiran All Indonesia sejalan dengan program prioritas kementerian, yaitu “Transformasi Digital: Tourism 5.0”, yang bertujuan memaksimalkan digitalisasi dalam mendorong pengembangan sektor pariwisata. “Era baru pariwisata Indonesia tidak dapat dipisahkan dari teknologi. Kemudahan ini akan memperkuat indeks pengembangan pariwisata Indonesia di dunia, menjadikan pariwisata lebih berkualitas dan berkelanjutan,” tambahnya. “Saya juga mengajak seluruh industri pariwisata untuk menyebarluaskan informasi ini kepada wisatawan yang akan berkunjung ke Indonesia,” pungkas Widiyanti.