Nikmati Kopi Bogor Sambil Belajar Sejarah Bersama Pinot Johnny

Nikmati Kopi Bogor Sambil Belajar Sejarah Bersama Pinot Johnny

Kopi Legendaris Bogor, Kini Bisa Dinikmati dalam Satu Kedai

Bogor terkenal dengan deretan produsen kopi legendaris seperti Tjap Kacamata (Bah Sipit), Tjap Teko, Tjap Opelet, dan Kopi Liong. Biasanya, pecinta kopi harus berkeliling ke berbagai tempat untuk mencicipi semuanya, tapi kini cukup datang ke Sejarah Kopi, sebuah kedai unik yang mengumpulkan semua rasa klasik itu dalam satu tempat.

Berada di Jalan Re. Abdullah No.17, Pasir Mulya, kedai ini dikelola oleh Jaka Afrizal Fey alias Dirga bersama pegiat sejarah Pinot Johnny. Terletak di selasar kanan resto Sambal Ayang Bebep, Sejarah Kopi merupakan pelengkap sempurna setelah menikmati aneka hidangan khas Sunda.

Ragam Kopi, Warisan dan Cerita

Kopi racikan di sini memadukan biji dari merek-merek legendaris, menyajikan pilihan mulai dari Kopi Tubruk, V-60, Vietnam Drip, hingga varian susu yang lebih ringan, dengan label seperti Cap Babah Sipit, Opelet, Teko, atau Liong. Harga per cangkir berkisar antara Rp 15 ribu hingga Rp 28 ribu.

Saat menunggu pesanan, pengunjung dapat menikmati cerita tentang asal-usul kopi Indonesia, jejak pengusaha dan pemilik kopi legendaris Bogor, serta kisah klasik ‘Kaldi dan Kambing-kambing Menari’.

Jejak Sejarah Kopi di Bogor

Menurut Pinot Johnny, biji kopi pertama kali dibawa ke Nusantara awal abad ke-18 oleh Gubernur Jenderal VOC, Abraham van Riebeeck. Dibawa dari Malabar, India, bibit kopi ini ditanam di lereng-lereng sungai Buitenzorg (sekarang Bogor), membuka babak baru bagi komoditas kopi di Hindia Belanda.

Nama Gunung Malabar di Jawa Barat yang terkenal dengan kopi Arabica-nya pun diyakini berasal dari daerah asal biji kopi tersebut. Kawasan Kebon Kopi di Bogor dulunya adalah perkebunan kopi, kini berubah menjadi pemukiman elit bergaya Eropa yang dikenal sebagai “Kota Paris”.

Sejak 1866, pengolahan kopi skala besar mulai dibangun di Buitenzorg. Kopi premium diekspor ke Eropa, sementara kopi kualitas lebih rendah untuk konsumsi lokal, membentuk budaya minum kopi yang kental hingga kini.

Cita Rasa dan Inovasi di Sejarah Kopi

Beberapa merek lokal legendaris seperti Tjap Kacamata (Bah Sipit), Tjap Teko, Tjap Opelet, dan Kopi Liong masih bertahan dengan kemasan klasik dan cita rasa autentik. Abdullah Abubakar Batarfie, penggemar kopi premium, menyebut Bah Sipit memiliki aroma dan rasa yang kuat, sedangkan Oplet membawa kenangan kopi bubuk jadul.

Bagi yang mencari sensasi berbeda, Sejarah Kopi juga menawarkan Sparkling Coffee atau Kopi Soda: espresso segar yang dipadukan dengan air soda, irisan jeruk, dan es, menghasilkan rasa yang mengingatkan pada limun klasik era 70/80-an.

Sore di kedai ini bukan sekadar soal menikmati kopi, tapi juga meresapi kisah dan warisan budaya di balik setiap tegukan — pengalaman yang amat berharga bagi para penikmat kopi sejati.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *