Setiap musim haji, banyak warga Arab Saudi, khususnya yang tinggal di Makkah dan Madinah, memilih untuk berlibur ke negara lain. Mereka menyewakan rumah mereka kepada jemaah haji yang datang dari berbagai belahan dunia. Tidak semua pemilik rumah tetap berada di kota suci selama musim haji; sebagian dari mereka memanfaatkan kesempatan ini untuk menjelajahi tempat-tempat baru.
Peningkatan permintaan akomodasi saat puncak musim ibadah menciptakan peluang ekonomi yang signifikan bagi penduduk lokal. Rumah-rumah yang biasanya dihuni sehari-hari pun disewakan selama beberapa pekan, memberikan keuntungan bagi pemiliknya.
Indonesia menjadi salah satu destinasi favorit bagi turis Arab Saudi selama musim haji. Hal ini disebabkan oleh kemudahan akses wisata halal, cuaca yang lebih sejuk dibandingkan dengan Timur Tengah, serta keramahan budaya lokal terhadap wisatawan Muslim. “Ada yang tetap tinggal di Makkah atau memilih pergi ke luar negeri, sesuai dengan kemampuan masing-masing. Bahkan, ada yang memilih untuk menyewakan rumah-rumah mereka untuk jemaah atau petugas haji,” ungkap Ketua Kebersamaan Pengusaha Travel Haji dan Umrah (Bersathu), Farid Aljawi.
Kendati tidak menangani kedatangan turis Arab, Farid menambahkan bahwa Indonesia menjadi salah satu tujuan pelesiran bagi warga Saudi selama periode haji. Seorang WNI yang telah lama tinggal di Jeddah, Fuad Ismail, juga menjelaskan bahwa penduduk Makkah sering menyewakan apartemen atau flat kepada jemaah haji. Durasi sewa ini tidak hanya sepekan atau dua pekan, tetapi bisa mencapai dua bulan.
“Untuk penduduk Makkah yang flat atau apartemennya dipakai untuk jemaah haji, mereka memilih pergi ke kota lain atau tempat lain. Durasi bisa satu atau dua bulan. Bahkan, ada juga yang berwisata ke luar negeri,” tambahnya. “Tahun-tahun sebelumnya, banyak yang menyewakan rumahnya kepada agen-agen atau Muassasah Haji untuk akomodasi jemaah. Namun, untuk tahun ini, sepertinya semua jemaah haji sudah ditempatkan di hotel,” tutupnya.