Super League 2025/2026: Anticipasi Seru dan Persaingan Panas
Super League musim 2025/2026 siap menyambut dengan aksi-aksi menegangkan yang akan dimulai pertengahan Agustus. Kompetisi kali ini dipastikan semakin menarik dengan persaingan sengit untuk merebut gelar juara. Persib Bandung tetap menjadi favorit utama, berbekal gelar juara beruntun yang mengokohkan posisinya sebagai tim yang patut diwaspadai.
Meski mengalami perubahan pemain, Persib tidak kehilangan kekuatannya. Mereka justru mendatangkan pemain baru yang berkualitas dan seluruh skuad asingnya adalah rekrutan segar. Para pemain lokal seperti Saddil Ramdani, Alfeandra Dewangga, dan Al Hamra Hehanussa turut memperkuat kekuatan mereka, menjadikan Persib semakin tangguh.
Tak kalah menarik, Dewa United menjadi pesaing utama yang layak diperhitungkan. Tim ini menampilkan performa impresif musim lalu dengan finis di posisi kedua dan sedang melakukan perombakan strategis. Pelatih Jan Olde Riekerink melakukan penyusunan ulang skuad dengan mempertahankan pemain top seperti Alexis Messidoro, Hugo Gomes, dan Alex Martins, sekaligus menambah beberapa rekrutan baru, termasuk eks pemain Persib, Nick Kuipers.
Dengan komposisi skuad saat ini, prediksi menyebut bahwa persaingan juara akan sangat ketat antara Persib dan Dewa United. Namun, jangan lupakan tim-tim lain yang tetap mampu memberi ancaman. Lantas, siapakah yang lebih ‘kaya’ dari segi nilai skuad, Persib atau Dewa United? Mari kita cermati detailnya.
Perbandingan Nilai Skuad: Persib vs Dewa United
Musim sebelumnya, Persib, sebagai juara bertahan dua musim terakhir, ternyata bukan tim dengan nilai pasar tertinggi. Koleksi pemain mereka yang berjumlah 30 orang memiliki nilai pasar total sekitar Rp92,73 miliar, menempati posisi kedua setelah Dewa United.
Sementara itu, Dewa United menjadi tim dengan nilai pasar tertinggi, mencapai Rp94,90 miliar untuk 27 pemain. Alexis Messidoro menjadi pemain termahal di skuad Dewa United dengan nilai sekitar Rp7,82 miliar. Di kubu Persib, pemain dengan nilai pasar tertinggi adalah Marc Klok, dengan estimasi Rp6,95 miliar.
Selain kedua tim tersebut, tim lain memiliki nilai pasar yang juga menarik perhatian, meskipun biasanya di bawah Rp90 miliar. Adapun tim dengan nilai pasar paling rendah adalah PSBS Biak, yang hanya sekitar Rp30,85 miliar.
Dalam perjalanan kompetisi ini, siapa yang akan keluar sebagai tim paling ‘kaya’ dan mampu bersaing secara finansial, tentu menjadi salah satu tontonan seru. Yang pasti, persaingan di lapangan akan menentukan siapa yang benar-benar layak meraih gelar dan perhatian di musim mendatang.
