Rojali dan Rohana: Fenomena Menghebohkan di Surabaya!

Rojali dan Rohana: Fenomena Menghebohkan di Surabaya!

Fenomena Rojali dan Rohana di Surabaya

Rojali dan Rohana telah menjadi sebutan untuk fenomena di mana konsumen lebih sering melakukan pencarian informasi tentang produk ketimbang melakukan pembelian. Hal ini kian terasa di pusat-pusat perbelanjaan, terutama karena menurunnya daya beli masyarakat. Namun, keadaan tersebut mungkin belum terlihat di Surabaya.

Menurut Ketua DPD Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur, Sutandi Purnomosidi, Surabaya masih dalam kondisi yang kondusif. “Kondisi ini adalah fenomena musiman yang biasa setelah libur panjang,” jelasnya, merujuk pada penurunan penjualan yang biasa terjadi setelah hari raya Idul Fitri dan liburan sekolah.

Selain itu, Sutandi menambahkan bahwa mal di Surabaya masih ramai dikunjungi, terutama saat akhir pekan. “Kami melihat Sábado dan Minggu adalah puncaknya kunjungan, dan penjualan tenant tetap stabil,” ujarnya.

Transformasi mal menjadi lebih dari sekadar pusat belanja juga diakui Sutandi. “Sekarang ini, mal berfungsi sebagai civic center, tempat di mana orang bisa bersantai dan beraktivitas, bukan hanya berbelanja,” katanya. Ini adalah langkah inovatif agar mal tetap relevan di tengah perubahan perilaku konsumen.

Para pengusaha tak tinggal diam. Mereka berusaha menarik minat beli dengan berbagai strategi. “Kami sering mengadakan promo Buy One Get One Free untuk meningkatkan kunjungan,” jelas Sutandi. Event-event menarik, seperti live show, juga disiapkan untuk memikat pengunjung.

Pengunjung seperti Najwa (23) menuturkan bahwa dia sering ke mal hanya untuk window shopping. Namun, diskon dapat memicu keputusan pembelian. “Kalau ada diskon, tertarik untuk membeli, tapi tetap ada batasan budget,” katanya.

Sementara, Putri (22) menambahkan bahwa dia juga melakukan pembelian kuliner di mal. “Beli makanan pasti, dan sering melakukan aktivitas lain seperti nonton film atau ke salon,” ungkap Putri.

Di kalangan masyarakat, baik menengah ke bawah maupun atas, fenomena Rojali dan Rohana tidak terbatas. Menteri Perdagangan, Budi Santoso, menganggap ini sebagai bagian dari dinamika belanja yang alami. “Masyarakat punya kebebasan untuk memilih, baik itu berbelanja secara online maupun offline. Melihat-lihat terlebih dahulu sebelum membeli itu sudah jadi rutinitas,” tambahnya.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *