Tragedi Koktail di Bali: Wanita Kanada Kehilangan Penglihatan Secara Drastis

Tragedi Koktail di Bali: Wanita Kanada Kehilangan Penglihatan Secara Drastis

Ashley King, seorang perempuan asal Kanada, membagikan kisah tragisnya yang berujung pada kebutaan setelah mengonsumsi minuman beralkohol di Bali. Peristiwa memilukan ini terjadi saat ia berlibur di Bali pada tahun 2011, yang kini menjadi kenangan pahit di hidupnya. Dalam berbagai podcast, Ashley menjelaskan bahwa kecelakaan itu terjadi akibat minum koktail yang ternyata tercampur metanol.

Dengan rasa sakit yang mendalam, Ashley, yang kini berusia 33 tahun, menceritakan bagaimana kehilangan penglihatan adalah tantangan terberat dalam hidupnya. “Saya menghadapinya setiap hari,” ujarnya, dalam video yang diunggah di akun Instagram-nya. Ia mengenang perjalanan wisatanya ke Bali, di mana malam terakhir ia mengunjungi sebuah kelab malam terkenal di Kuta yang menjadi titik balik hidupnya.

Setelah pulang ke Selandia Baru, Ashley merasakan kondisi tubuhnya menurun secara drastis. “Saya terbangun dengan nyeri luar biasa, dilarikan ke rumah sakit karena tidak bisa bernapas dan kehilangan penglihatan. Dokter menyatakan bahwa ada tingkat metanol yang sangat tinggi dalam tubuh saya,” kenangnya.

Ashley menjelaskan bahaya metanol, yang sering kali dicampurkan dengan alkohol di pasar gelap, terutama di negara-negara berkembang. “Metanol biasanya digunakan dalam industri, tetapi di tempat-tempat tertentu, bahan ini ditambahkan untuk meningkatkan volume alkohol. Ini kemudian dijual di restoran dan bar, tanpa sepengetahuan pelanggan,” paparnya.

Saat berangkat ke Bali, Ashley masih berusia 19 tahun. Meski hidupnya kini tak lagi sama, ia merasa beruntung masih bisa menceritakan pengalamannya. “Saya termasuk orang yang beruntung. Lima turis di Laos baru saja meninggal setelah mengonsumsi koktail tercemar metanol. Ini seharusnya tidak terjadi, tetapi faktanya ada.” Ia mengungkapkan rasa empatinya terhadap mereka yang tidak selamat.

Ashley berkomitmen untuk menyebarkan kesadaran akan bahaya keracunan metanol melalui kampanye yang ia luncurkan di Change.org. Petisinya telah mendapatkan dukungan dari lebih dari 20 ribu orang, yang menyerukan edukasi bagi wisatawan tentang risiko keracunan metanol di bandara dan sekolah-sekolah.

Ia juga meminta agar informasi mengenai keracunan metanol ditampilkan di bandara untuk memberi peringatan kepada pelancong. Tanggapan masyarakat di media sosial pun beragam, dengan banyak yang menyoroti kurangnya perhatian dari otoritas terhadap masalah ini. “Ini sudah terjadi selama satu dekade, tetapi belum ada solusi yang memadai,” ungkap salah satu pengguna internet.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *